Jumat, 18 Desember 2009

diabetes melitus

DIABETES MELITUS
Pengobatan seumur hidup
1. Pengertian
Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. (Brunner dan Suddarth, 2002).
Diabetes Melllitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Arjatmo, 2002).

2. Klasifikasi
 Tipe I : Diabetes mellitus tergantung insulin (IDDM)
 Tipe II : Diabetes mellitus tidak tergantung insulin (NIDDM)
 Diabetes mellitus yang berhubungan dengan keadaan atau sindrom lainnya
 Diabetes mellitus gestasional (GDM) Pada ibu hamil, kalau sudah melahirkan akan normal kembali.

3. Etiologi
a. DM tipe I  seumur hidup harus suntik insulin. Berarti kelenjar pancreas tidak berfungsi, sejak lahir/genetic. Biasanya pada anak2.
i. Faktor genetik
ii. Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri; tetapi mewarisi suatu predisposisi atau kecenderungan genetik ke arah terjadinya DM tipe I. Kecenderungan genetik ini ditemukan pada individu yang memiliki tipe antigen HLA
iii. Faktor-faktor imunologi
1. Adanya respons otoimun yang merupakan respons abnormal dimana antibodi terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggapnya seolah-olah sebagai jaringan asing. Yaitu otoantibodi terhadap sel-sel pulau Langerhans dan insulin endogen.
Insulin endogen – dari tubuh
Insulinn eksogen – luar tubuh
2. Faktor lingkungan
Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses otoimun yang menimbulkan destruksi selbeta.

b. DM tipe II  Disebabkan karena gaya hidup. Menyebabkan fungsi tubuh menurun karena perubahan fisiologi. Dulunya tidak apa2. Obat oral/intravena.
i. Dulu gemuk sekarang kurus.
ii. Lahir awalnya nrmalperubahan fisiologis/gaya hidup
iii. Obat :
a. Stimulated kelenjar pancreas
b. Stimulated byk reseptor—u/ tangkap reseptor
iv. Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin pada diabetes tipe II masih belum diketahui. Faktor genetik memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin.
v. Faktor-faktor resiko :
1. Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas 65 th). Tapi sekarang umur 40 tahun tetlah terkena karena gaya hidup, misalnya merokok, mabuk dsb.
2. Obesitas
3. Riwayat keluargaBisa ditanggulangi dengan cara berhati-hati dalam pola makannya dannjuga dengan rajin berolahraga.
4. Glycosuria : Kadar gula meningkat di urin
5. Borok kencing manis : gangren kencing : sekresi hitam nanah


Patofisiologi/Pathways
Defisiensi Insulin

glukagon↑ penurunan pemakaian
glukosa oleh sel

glukoneogenesis hiperglikemia

lemak protein glycosuria
ketogenesis BUN↑ Osmotic Diuresis
Kekurangan volume cairan
ketonemia Nitrogen urine ↑ Dehidrasi
Mual muntah
↓ pH Hemokonsentrasi

Resti Ggn Nutrisi
Kurang dari kebutuhan
Asidosis Trombosis
Koma
Kematian

Aterosklerosis

Makrovaskuler
Mikrovaskuler
RetinaGinjalJantungSerebralEkstremitasMiokard InfarkStrokeGangrenRetinopati diabetikGgn. PenglihatanGagal GinjalResiko InjuryNefropatiGgn Integritas Kulit


 Tanda dan Gejala
Keluhan umum seperti :
1. Poliuria : Banyak urin – sering kencing
2. Polidipsia : Banyak minum – sering haus terutama malam hr
3. Polifagia : Banyak mkan – sering ngemil
yang sering mengganggu keluhan akibat komplikasi degeneratif kronik pada pembuluh darah dan saraf.
DM lansia terdapat perubahan patofisiologi akibat proses menua, klinisnya bervariasi dari kasus tanpa gejala sampai kasus dengan komplikasi yang luas. adanya gangguan penglihatan seperti katarak- bias buta, rasa kesemutan pada tungkai serta kelemahan otot – karena kelemahan syaraf, luka pada tungkai yang sukar sembuh dengan pengobatan lazim-gangren (Karena darah merupakan tempat tmbuh baik pada jamur dan kuman, shg gangrene pd diabetes tidak sembuh2. Untuk pengobatan harus menurunkan kadar gula lalu diobati antibiotic, karena kalau tidak maka percuma lukanya gag sembuh2).

Menurut Supartondo, gejala-gejala akibat DM pada usia lanjut yang sering ditemukan adalah :
 Katarak
 Glaukoma
 Retinopati
 Gatal seluruh badan
 Pruritus Vulvae-gatal pada vagina
 Infeksi bakteri kulit
 Infeksi jamur di kulit
 Dermatopati
 Neuropati perifer
 Neuropati viseral
 Amiotropi
 Ulkus Neurotropik
 Penyakit ginjal
 Penyakit pembuluh darah perifer
 Penyakit koroner
 Penyakit pembuluh darah otak
 Hipertensi

4. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Penunjang
 Glukosa darah sewaktu (acak)
 Kadar glukosa darah puasa – 6-8-10 jam boleh minum-diambil-makan-2 jam lagi diambil
 Tes toleransi glukosa
 Kadar darah sewaktu dan puasa sebagai patokan penyaring diagnosis DM (mg/dl)-pada saat puasa kemudian 2 jam setelah makan 75 g


Kriteria diagnostik WHO untuk diabetes mellitus pada sedikitnya 2 kali pemeriksaan :
 Glukosa plasma sewaktu >200 mg/dl (11,1 mmol/L)
 Glukosa plasma puasa >140 mg/dl (7,8 mmol/L)
 Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam kemudian sesudah mengkonsumsi 75 gr karbohidrat (2 jam post prandial (pp) > 200 mg/dl
Kalau masih 2mg/dl pasien dianjurkan diet dan olahraga yang rajin dulu, karena kadar gula dalam darah bisa turun, Tapi kalau sudah >300 mg/dl baru kemudian diberi obat diabet.

5. Penatalaksanaan DM
Penatalaksanaan
 Tujuan utama terapi diabetes mellitus adalah mencoba menormalkan aktivitas insulin dan kadar glukosa darah dalam upaya untuk mengurangi komplikasi vaskuler serta neuropati. Tujuan terapeutik pada setiap tipe diabetes adalah mencapai kadar glukosa darah normal.
Ada 5 komponen dalam penatalaksanaan diabetes :
 Diet
 Latihan
 Pemantauan
 Terapi (jika diperlukan)
 Pendidikan